DOA
Ketahuilah bahwa tujuan kami terhadap kitab ini adalah menyebutkan doa-doa penting yang dianjurkan pada seluruh waktu tanpa mengkhususkan waktu atau keadaan tertentu.
Dan ketahuilah bahwa bab ini sangat luas, tidak memungkinkan untuk mengkajinya secara menyeluruh dan tidak mungkin pula mencakup kesemuanya walaupun sepersepuluhnya, akan tetapi saya menunjukkan kepada intinya yang paling penting.
Yang pertama sekali adalah doa-doa yang disebutkan dalam al-Qur`an yang telah Allah kabarkan, dari para nabi ’Alaihimus Shalatu Was Salam dan dari orang-orang yang terpilih. Dan doa-doa ini sangat banyak dan terkenal.
Yang lain adalah doa yang shahih dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau mengamalkannya atau mengajarkannya kepada orang lain, dan bagian ini sangat banyak sekali. Sejumlah doa-doa tersebut telah dikemukakan dalam bab-bab terdahulu, dan saya akan menyebutkannya di sini beberapa doa yang shahih sebagai tambahan doa-doa di dalam al-Qur`an dan doa-doa yang telah dibahas terdahulu. Wabillahi at-Taufiq.
BAB TENTANG KEUTAMAAN DOA
(1220) Kami meriwayatkan dengan isnad yang shahih dalam Sunan Abu Dawud, Sunan at-Tirmidzi, Sunan an-Nasa`i dan Sunan Ibnu Majah dari an-Nu'man bin Basyir radiyallahu 'anhu , dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda,
اَلدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ.
"Doa itu adalah ibadah."
Shahih: Diriwayatkan oleh ath-Thayalisi, no. 801; Abdurrazaq dalam at-Tafsir, no.2685; Ibnu Abi Syaibah, no. 29158; Ahmad 4/267, no. 271 dan 276; al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, no. 714; Ibnu Majah, Kitab ad-Du'a`, Bab Fadhlu ad-Du'a`, 2/1258, no. 3828; Abu Dawud, Kitab ash-Shalah, Bab ad-Du'a`, 1/466, no. 1479; at-Tirmidzi, Kitab at-Tafsir, Bab Surah al-Mukmin, 5/374, no. 3247 dan 3372; an-Nasa`i dalam al-Kubra, no. 11643-Tuhfah; Ibnu Hibban, no. 890; ath-Thabrani dalam ad-Du'a`, no. 1-7; al-Hakim 1/490; Abu Nu'aim dalam al-Hilyah 8/120; al-Qudha`i, no. 29; al-Baihaqi dalam asy-Syu'ab, no. 1105; dan al-Baghawi, no. 1384: dari dua jalur sanad, dari Dzar, dari Yusai' al-Kindi, dari an-Nu'man bin Basyir dengan hadits tersebut.
At-Tirmidzi berkata, "Hadits ini hasan shahih."
(1221) Kami meriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud dengan isnad yang jayyid (baik) dari Aisyah radhiyallahu 'anha, dia berkata,
(1221) Kami meriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud dengan isnad yang jayyid (baik) dari Aisyah radhiyallahu 'anha, dia berkata,
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَسْتَحِبُّ الْجَوَامِعَ مِنَ الدُّعَاءِ وَيَدَعُ مَا سِوَى ذلِكَ.
"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menyukai doa-doa yang simpel dan padat makna (al-Jawami) dan beliau meninggalkan doa-doa selainnya."
Shahih: Diriwayatkan oleh ath-Thayalisi, no. 1491; Ahmad 6/148 dan 189; Abu Dawud, Ibid., 1/467, no. 1482; Ibnu Hibban, no. 867; ath-Thabrani dalam ad-Du'a`, no. 50; dan al-Hakim 1/538: dari beberapa jalur, dari al-Aswad bin Syaiban, dari Abu Naufal bin Aqrab, dari Aisyah dengan hadits tersebut.
Shahih: Diriwayatkan oleh ath-Thayalisi, no. 1491; Ahmad 6/148 dan 189; Abu Dawud, Ibid., 1/467, no. 1482; Ibnu Hibban, no. 867; ath-Thabrani dalam ad-Du'a`, no. 50; dan al-Hakim 1/538: dari beberapa jalur, dari al-Aswad bin Syaiban, dari Abu Naufal bin Aqrab, dari Aisyah dengan hadits tersebut.
Sanad ini shahih, para perawinya adalah tsiqah, perawi Muslim dan al-Mundziri, an-Nawawi serta as-Sakhawi telah menghasankannya, sedangkan al-Hakim, adz-Dzahabi dan al-Albani telah menshahihkannya.
(1222) Kami meriwayatkan dalam kitab at-Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda,
لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللهِ تعالى مِنَ الدُّعَاءِ.
"Tidak ada sesuatu pun di sisi Allah Ta’ala yang lebih mulia daripada doa."
Shahih: Diriwayatkan oleh ath-Thayalisi, no. 2585; Ahmad 2/362; al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, no. 712; Ibnu Majah, Kitab ad-Du'a’, Bab Fadhlu ad-Du'a`, 2/1258, no. 3829; at-Tirmidzi,Kitab ad-Da'awat, Bab Fadhlu ad-Du'a`, 5/455, no. 3370; al-Uqaili 3/301; Ibnu Hibban, no. 870; ath-Thabrani dalam al-Mu'jam al-Ausath, no. 2544 dan 3718, dan dalam ad-Du'a`, no. 28; Ibnu Adi 5/1742; al-Hakim 1/490; al-Qudha`i, no. 1213; al-Baihaqi dalam asy-Syu'ab,
no. 1106; dan al-Baghawi, no. 1388: dari beberapa jalur, dari Imran
al-Qaththan, dari Qatadah, dari Sa'id bin Abu al-Hasan, dari Abu
Hurairah dengan hadits tersebut.
At-Tirmidzi berkata, "Hadits ini hasan gharib." Kami tidak mengetahuinya secara marfu' kecuali dari hadits Imran al-Qaththan." Ath-Thabrani berkata, "Tidak ada yang meriwayatkan hadits ini dari Qatadah melainkan Imran al-Qaththan." Dan al-Baghawi berkata, "Hadits ini gharib." Saya berkata, Hadits Imran tidak patut ditadh'ifkan, bahkan ia hasan atau dekat dengannya, sedang rawi-rawi sisanya adalah tsiqah. Dia tidak sendiri dalam meriwayatkannya sebagaimana disebutkan oleh at-Tirmidzi dan ath-Thabrani, akan tetapi dia dimutaba'ah, maka al-Qudha`i, no. 1214 meriwayatkannya dari jalur Basyar al-Khaffaf, Abdurrahman bin Mahdi telah memberitahukan kepada kami, dari Aban al-Athar, dari Qatadah. Dan Basyar dhaif, banyak melakukan kesalahan. Al-Bukhari telah meriwayatkannya secara mu'allaq dalam at-Tarikh 2/355, dari jalur Abu al-Malih al-Farisi, dia mendengar Abu Shalih, dia mendengar Abu Hurairah. Dan Abu Shalih ini adalah al-Khuzi, dia layyin (lemah), akan tetapi berkumpulnya jalur-jalur ini menjadikan hadits ini kuat dan shahih, at-Tirmidzi dan al-Albani menghasankannya, Ibnu Hibban, al-Hakim, al-Mundziri dan adz-Dzahabi men-shahihkannya.
(1223) Kami meriwayatkan dalam kitab at-Tirmidzi dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
At-Tirmidzi berkata, "Hadits ini hasan gharib." Kami tidak mengetahuinya secara marfu' kecuali dari hadits Imran al-Qaththan." Ath-Thabrani berkata, "Tidak ada yang meriwayatkan hadits ini dari Qatadah melainkan Imran al-Qaththan." Dan al-Baghawi berkata, "Hadits ini gharib." Saya berkata, Hadits Imran tidak patut ditadh'ifkan, bahkan ia hasan atau dekat dengannya, sedang rawi-rawi sisanya adalah tsiqah. Dia tidak sendiri dalam meriwayatkannya sebagaimana disebutkan oleh at-Tirmidzi dan ath-Thabrani, akan tetapi dia dimutaba'ah, maka al-Qudha`i, no. 1214 meriwayatkannya dari jalur Basyar al-Khaffaf, Abdurrahman bin Mahdi telah memberitahukan kepada kami, dari Aban al-Athar, dari Qatadah. Dan Basyar dhaif, banyak melakukan kesalahan. Al-Bukhari telah meriwayatkannya secara mu'allaq dalam at-Tarikh 2/355, dari jalur Abu al-Malih al-Farisi, dia mendengar Abu Shalih, dia mendengar Abu Hurairah. Dan Abu Shalih ini adalah al-Khuzi, dia layyin (lemah), akan tetapi berkumpulnya jalur-jalur ini menjadikan hadits ini kuat dan shahih, at-Tirmidzi dan al-Albani menghasankannya, Ibnu Hibban, al-Hakim, al-Mundziri dan adz-Dzahabi men-shahihkannya.
(1223) Kami meriwayatkan dalam kitab at-Tirmidzi dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَسْتَجِيْبَ اللهُ لَهُ عِنْدَ الشَّدَائِدِ وَالْكُرَبِ، فَلْيُكْثِرِ الدُّعَاءَ فِي الرَّخَاءِ.
"Siapa saja yang suka agar Allah
mengabulkan doanya pada waktu kesusahan dan kesempitan maka hendaklah
dia memperbanyak doa pada waktu senang."
Hasan: Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, Kitab ad-Du'a`, Bab Da'wah al-Muslim Mustajabah, 3/462, no. 3382; Abu Ya'la no. 6396 dan 6397; ath-Thabrani dalam ad-Du'a`, no. 45; Ibnu Adi 5/1990; dan al-Ashbahani dalam at-Targhib 1304: dari dua jalur yang salah satunya shahih, dari Syahr, dari Abu Hurairah dengan hadits tersebut.
Dan Syahr padanya terdapat kelemahan, dan tidak jauh apabila dia layak dalam kapasitas Mutaba'ah. Dan dia telah diikuti, maka ath-Thabrani dalam ad-Du'a`, no. 44, dan al-Hakim 1/544 meriwayatkannya dari beberapa jalur, dari Abdullah bin Shalih, Muawiyah bin Shalih telah menceritakan kepada kami, dari Abu Amir al-Alhani, dari Abu Hurairah. Al-Hakim menshahihkannya dan adz-Dzahabi menyetujuinya, dan dia tidak demikian: Abdullah bin Shalih dalam dirinya terdapat kelemahan sehingga tidak akan menjadi layak dalam syawahid. Sedangkan Abu Amir maka al-Hakim menampakkan bahwa dia adalah al-Hauzani. Dan saya menduga bahwa dia adalah al-Yahshabi al-Muqri' ad-Dimasyqi, keduanya adalah tsiqah, sehingga sanadnya la ba`sa bihi dalam syawahid. Dengan terkumpulnya dua jalurnya, maka hadits tersebut tidak akan turun dari derajat hasan. Al-Hakim telah menshahihkannya. Al-Mundziri dan adz-Dzahabi menyepakatinya, dan al-Albani menghasankannya.
Dan Syahr padanya terdapat kelemahan, dan tidak jauh apabila dia layak dalam kapasitas Mutaba'ah. Dan dia telah diikuti, maka ath-Thabrani dalam ad-Du'a`, no. 44, dan al-Hakim 1/544 meriwayatkannya dari beberapa jalur, dari Abdullah bin Shalih, Muawiyah bin Shalih telah menceritakan kepada kami, dari Abu Amir al-Alhani, dari Abu Hurairah. Al-Hakim menshahihkannya dan adz-Dzahabi menyetujuinya, dan dia tidak demikian: Abdullah bin Shalih dalam dirinya terdapat kelemahan sehingga tidak akan menjadi layak dalam syawahid. Sedangkan Abu Amir maka al-Hakim menampakkan bahwa dia adalah al-Hauzani. Dan saya menduga bahwa dia adalah al-Yahshabi al-Muqri' ad-Dimasyqi, keduanya adalah tsiqah, sehingga sanadnya la ba`sa bihi dalam syawahid. Dengan terkumpulnya dua jalurnya, maka hadits tersebut tidak akan turun dari derajat hasan. Al-Hakim telah menshahihkannya. Al-Mundziri dan adz-Dzahabi menyepakatinya, dan al-Albani menghasankannya.
BAB DI ANTARA DOA-DOA RASULULLAH YANG SIMPEL DAN PADAT MAKNA
[Bagian 1]
(1224) Kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, dari Anas radiyallahu 'anhu, dia berkata,
كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم :
اللّهُمَّ آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
"Doa yang paling banyak diucapkan Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam adalah, 'Ya Allah, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa api neraka'."
Muslim menambahkan dalam riwayatnya, dia berkata,
وَكَانَ أَنَسٌ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَدْعُوَ بِدَعْوَةٍ، دَعَا بِهَا، فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَدْعُوَ بِدُعَاءٍ، دَعَا بِهَا فِيْهِ.
"Dan Anas apabila berkeinginan untuk
berdoa dengan satu doa maka dia berdoa dengan doa tersebut, dan apabila
dia berkeinginan untuk berdoa dengan banyak doa maka dia berdoa di
dalamnya dengan doa tersebut." Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab at-Tafsir, Bab al-Baqarah, (Rabbana Atina fi ad-Dunya Hasanah), 8/187, no. 4522; dan Muslim, Kitab adz-Dzikr, Bab Fadhlu Allahumma Atina fi ad-Dunya Hasanah, 4/2070, no. 2690.
(1225) Kami meriwayatkan dalam Shahih Muslim, Kitab adz-Dzikr, Bab at-Ta'awwudz Min Syarri Ma Amila, 4/2087, no. 2721.
(1225) Kami meriwayatkan dalam Shahih Muslim, Kitab adz-Dzikr, Bab at-Ta'awwudz Min Syarri Ma Amila, 4/2087, no. 2721.
dari Ibnu Mas'ud radiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
اللّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى.
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu petunjuk, ketakwaan, terjaga (dari perbuatan yang merusak kehormatan) dan kekayaan."
(1226) Kami meriwayatkan dalam Shahih Muslim, Kitab adz-Dzikr, Bab Fadhl at-Tahlil wa at-Tasbih, 4/2073, no. 2697.
(1226) Kami meriwayatkan dalam Shahih Muslim, Kitab adz-Dzikr, Bab Fadhl at-Tahlil wa at-Tasbih, 4/2073, no. 2697.
dari Thariq bin Asyyam al-Asyja'i yang seorang sahabat radiyallahu 'anhu, dia berkata,
كَانَ الرَّجُلُ إِذَا أَسْلَمَ عَلَّمَهُ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم الصَّلاَةَ ثُمَّ أَمَرَهُ أَنْ يَدْعُوَ بِهذِهِ الْكَلِمَاتِ:
اللّهُمَّ اغْفِرْ لِي، وَارْحَمْنِي، وَاهْدِنِي، وَعَافِنِي، وَارْزُقْنِي.
"Dahulu apabila seseorang masuk Islam, maka Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam
mengajarkannya shalat kemudian memerintahkannya untuk berdoa dengan
kalimat-kalimat ini, 'Ya Allah, ampunilah aku, sayangilah aku, berilah
aku petunjuk, afiatkanlah aku, dan berilah aku rizki'."
Dan dalam riwayat Muslim yang lain, dari Thariq, bahwasanya dia mendengar Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, ketika didatangi seorang laki-laki dan bertanya kepada beliau,
Dan dalam riwayat Muslim yang lain, dari Thariq, bahwasanya dia mendengar Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, ketika didatangi seorang laki-laki dan bertanya kepada beliau,
يَا رَسُوْلَ اللهِ، كَيْفَ أَقُوْلُ حِيْنَ أَسْأَلُ رَبِّيْ؟ قَالَ: قُلْ:
اللّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ، وَارْحَمْنِيْ، وَعَافِنِيْ، وَارْزُقْنِيْ،
فَإِنَّ هؤُلاَءِ تَجْمَعُ لَكَ دُنْيَاكَ وَآخِرَتَكَ.
"Wahai Rasulullah, bagaimana aku
mengucapkan doa ketika meminta kepada Rabbku?" Beliau menjawab,
"Ucapkanlah, 'Ya Allah, ampunilah aku, sayangilah aku, afiatkanlah aku
dan berilah aku rizki'; karena semua kalimat ini mencakupkan untukmu
dunia dan akhiratmu."
(1227) Kami meriwayatkan di dalamnya, (Yaitu Shahih Muslim, Kitab al-Qadar, Bab Tashrifullah al-Qulub, 4/2045, no. 2654.) dari Abdullah bin Amr bin al-Ash radiyallahu 'anhu , dia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
(1227) Kami meriwayatkan di dalamnya, (Yaitu Shahih Muslim, Kitab al-Qadar, Bab Tashrifullah al-Qulub, 4/2045, no. 2654.) dari Abdullah bin Amr bin al-Ash radiyallahu 'anhu , dia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
اللّهُمَّ يَا مُصَرِّفَ الْقُلُوْبِ، صَرِّفْ قُلُوْبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ.
'Ya Allah Dzat yang membolak-balikkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan kepadaMu'."
(1228) Kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda,
تَعَوَّذُوْا بِاللهِ مِنْ جَهْدِ الْبَلاَءِ، وَدَرَكِ الشَّقَاءِ، وَسُوْءِ الْقَضَاءِ، وَشَمَاتَةِ اْلأَعْدَاءِ.
"Berlindunglah kalian kepada Allah dari
kerasnya musibah, turunnya kesengsaraan yang terus menerus, buruknya
qadha`, dan kesenangan musuh (dengan musibah yang menimpa kalian)." Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Qadar, Bab Man Ta'awwadza billah Min Daraki al-Bala`, 11/513, no. 6616; dan Muslim, Kitab adz-Dzikr, Bab at-Ta'awwudz Min Sui al-Qadha`, 4/2080, no. 2707.
Dan dalam riwayat lain dari Sufyan,
bahwasanya dia berkata, "Dalam hadits terdapat tiga perkara, dan saya
menambahkannya satu, namun saya tidak tahu yang mana." Dan dalam riwayat
yang lain, Sufyan berkata, "Saya ragu bahwa saya menambahkan salah satu
di antaranya."
(1229) Kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, dari Anas radiyallahu 'anhu, dia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
(1229) Kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, dari Anas radiyallahu 'anhu, dia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
اللّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ.
'Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung
kepadaMu dari kelemahan, kemalasan, sifat pengecut, kepikunan, dan
kebakhilan, dan aku berlindung kepadaMu dari azab kubur dan aku
berlindung kepadaMu dari fitnah kehidupan dan kematian'." Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Jihad, Bab Ma Yata'awwadzu Min al-Jubni, 6/36, no. 2823; dan Muslim, Kitab adz-Dzikr, Bab at-Ta'awwudz Min al-Ajzi wa al-Kasali, 4/2079, no. 2706.
Dan dalam riwayat yang lain, (terdapat tambahan),
Dan dalam riwayat yang lain, (terdapat tambahan),
وَضَلْعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ.
"...Dan dari belenggu hutang dan (kungkungan) kekuasaan orang lain."
Saya berkata, Kata ضَلْعُ الدِّيْنِ bermakna banyak dan beratnya tanggungan hutang, sedangkan kata 'الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ' bermakna kehidupan dan kematian."
(1230) Kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, dari Abdullah bin Amr bin al-Ash, dari Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhuma, bahwa dia berkata kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam,
عَلِّمْنِي دُعَاءً أَدْعُوْ بِهِ فِي صَلاَتِي. قَالَ: قُلْ:
اللّهُمَّ إِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ ظُلْمًا كَثِيْرًا، وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِيْ مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِيْ إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
"Ajarkanlah aku doa yang dapat aku ucapkan
dalam shalatku." Beliau bersabda, "Ucapkanlah, 'Ya Allah sesungguhnya
aku telah menganiaya diriku dengan kezhaliman yang banyak, dan tidak ada
yang mengampuni dosa selain Engkau, maka ampunilah aku dengan
pengampunan dari sisiMu, dan sayangilah aku, karena sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang'."
Saya berkata, Doa ini diriwayatkan (dalam dua versi); كَثِيْرًا (banyak) dan كَبِيْرًا(besar), dan telah kami kemukakan penjelasannya dalam bab tentang dzikir-dzikir shalat, maka dianjurkan bagi seseorang yang berdoa untuk mengucapkannya secara bersamaan كَبِيْرًا .كَثِيْرً
Saya berkata, Doa ini diriwayatkan (dalam dua versi); كَثِيْرًا (banyak) dan كَبِيْرًا(besar), dan telah kami kemukakan penjelasannya dalam bab tentang dzikir-dzikir shalat, maka dianjurkan bagi seseorang yang berdoa untuk mengucapkannya secara bersamaan كَبِيْرًا .كَثِيْرً
Dan doa ini, walaupun disebutkan dalam
shalat, maka dia baik, berharga dan shahih, dan dianjurkan diucapkan
pada setiap tempat. Dan muncul dalam salah satu riwayat: "Dan di dalam rumahku." Yaitu menurut riwayat Muslim no. 2705
(1231) Kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, dari Abu Musa al-Asy'ari radiyallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, bahwasanya beliau pernah berdoa dengan doa ini
(1231) Kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, dari Abu Musa al-Asy'ari radiyallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, bahwasanya beliau pernah berdoa dengan doa ini
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ خَطِيْئَتِيْ، وَجَهْلِيْ، وَإِسْرَافِيْ فِي
أَمْرِيْ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ. اللّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ
جَدِّيْ وَهَزْلِيْ، وَخَطَئِيْ وَعَمْدِيْ، وَكُلُّ ذلِكَ عِنْدِيْ،
اللّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ، وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ،
وَمَا أَعْلَنْتُ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ، أَنْتَ
الْمُقَدِّمُ، وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيْرٌ.
"Ya Allah, ampunilah kesalahanku,
kebodohanku, keberlebih-lebihan dalam perkaraku, dan apa yang Engkau
lebih mengetahui daripadaku. Ya Allah, ampunilah diriku dalam
kesungguhanku, kelalaianku, kesalahanku, kesengajaanku, dan semua itu
adalah berasal dari sisiku. Ya Allah, ampunilah aku dari segala dosa
yang telah aku lakukan dan yang belum aku lakukan, segala dosa yang aku
sembunyikan dan yang aku tampakkan, dan dosa yang Engkau lebih
mengetahui daripadaku, Engkaulah Yang Maha Mendahulukan dan Yang
mengakhirkan, dan Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu." Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab ad-Da'awat, Bab Qauluhu Shallallahu 'alaihi wasallam : Allahummaghfirli, 11/196, no. 6398, dan Muslim, Kitab adz-Dzikr, Bab at-Ta'awwudz Min Syarri Ma Amila, 4/2087, no. 2719.
(1232) Kami meriwayatkan dalam Shahih Muslim, dari Aisyah radhiyallahu 'anha , bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda dalam doanya,
(1232) Kami meriwayatkan dalam Shahih Muslim, dari Aisyah radhiyallahu 'anha , bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda dalam doanya,
اللّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَمِلْتُ وَمِنْ شَرِّ مَا لَمْ أَعْمَلْ.
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung
kepadaMu dari kejahatan perbuatan yang telah aku kerjakan, dan (aku
berlindung kepadamu) dari kejahatan perbuatan yang belum aku kerjakan."
(1233) Kami meriwayatkan dalam Shahih Muslim, Kitab adz-Dzikr, Bab Aktsaru Ahl al-Jannah al-Fuqara`, 4/2097, no. 2739. dari Ibnu Umar radiyallahu 'anhu, dia berkata,
كَانَ مِنْ دُعَاءِ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه و سلم :
اللّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ، وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ، وَفَجْأَةِ نِقْمَتِكَ، وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ.
"Di antara doa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam adalah, 'Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari hilangnya nikmatMu, berubahnya keafiatan (dari)Mu, dan pembalasanMu yang tiba-tiba serta dari segala murkaMu'."
(1234) Kami meriwayatkan dalam Shahih Muslim, Kitab adz-Dzikr, Bab at-Ta'awwudz Min Syarri Ma Amila, 4/2088, no. 2722. dari Zaid bin Arqam radiyallahu 'anhu, dia berkata, "Saya tidak mengucapkan kepada kalian kecuali sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pernah ucapkan, beliau pernah mengucapkan,
اللّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَالْهَرَمِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ. اللّهُمَّ آتِ نَفْسِيْ تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلاَهَا. اللّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ، وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا.
'Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung
kepadaMu dari kelemahan, kemalasan, sikap pengecut, kebakhilan,
kepikunan, dan azab kubur. Ya Allah, berikanlah diriku ketakwaannya dan
sucikanlah ia, karena Engkaulah sebaik-baik yang menyucikannya,
Engkaulah penolong dan yang memilikinya. Ya Allah, aku berlindung
kepadaMu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu',
dari nafsu yang tidak pernah kenyang, dan dari doa yang tidak
dikabulkan'."
(1235) Kami meriwayatkan dalam Shahih Muslim, Ibid., 4/2090, no. 2725 dari Ali radiyallahu 'anhu , dia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
قُلْ: اللّهُمَّ اهْدِنِيْ وَسَدِّدْنِيْ.
'Katakanlah, 'Ya Allah berilah aku petunjuk dan luruskan aku (Istiqamah dalam perbuatan dan benar dalam perkataan. Pent)'."
Dan dalam riwayat lain dikatakan,
اللّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالسَّدَادَ.
0 komentar:
Posting Komentar